Jonathan Livingston Seagull, yang ditulis oleh Richard Bach, adalah dongeng dalam bentuk novel pembelajaran camar tentang kehidupan dan penerbangan, dan tentang kesempurnaan diri.
Ini adalah sebuah fabel modern, karena berkisah mengenai kehidupan seekor burung camar bernama Jonathan Livingston yang “berbeda” dari burung camar pada umumnya.
Alkisah seekor burung camar yang bernama „Jonathan‟ hidup dalam koloni yang besar di bebatuan karang di samudra. Dalam kehidupan koloni camar terdapat suatu rutinitas yang berjalan secara terus menerus setiap hari dari pagi hingga petang. Mereka setiap hari terbang rendah mengikuti buritan kapal nelayan dan mulai berebut ikan-ikan kecil atau remah-remah roti sisa para nelayan. Begitulah rutinitas yang dilakukan oleh koloni burung camar. Dalam rutinitas itu, si Jonathan mulai berpikir adakah cara lain untuk mendapatkan makanan selain harus terbang rendah dan berebut setiap hari?. Jonathan mulai merasa jenuh dan ia mulai tidak mau ikut kawanan camar terbang rendah dan berebut makanan. Ia hanya berdiri diatas bebatuan sambil termenung.
Jonathan si burung camar tidak ingin hidupnya seperti burung camar kebanyakan yang rutinitas hidupnya hanya berkompetisi untuk mencari ikan antar sesama camar. Untuk itu Jonathan berpikir “out of the box”, menentang kodrat dan aturan yang berada dalam lingkungannya bahwa Burung Camar terbang untuk makan. Dia ingin terbang dengan cepat, sehingga tidak perlu berebut makan dengan burung camar lain. Dia ingin bisa terbang di malam hari, sehingga bisa mencari makanan selain ikan.
Namun nyatanya “ketidakwajaran” yang dilakukan Jonathan dianggap mengganggu dan merusak tata kehidupan koloni camar. Maka oleh para tetua, Jonathan dikucilkan-dibuang-dan dilarang kembali masuk dalam koloninya. Dalam pengasingan diri ini Jonathan bertemu dengan sekelompok burung camar yang satu visi dan senasib dengannya. Dalam kelompok baru ini, Jonathan belajar hal baru mengenai cara terbang dengan cepat bahkan hanya dengan membayangkan dia bisa berpindah tempat.
Perubahan kearah yang lebih baik memang susah dilakukan, banyak tantangan,banyak hujatan,makian serta rasa pesimistis bagi mereka yang iri, dan mereka yang terpaku pada sistem atau aturan yang itu-itu saja, maka dibutuhkan sikap seperti Jonathan.
Jonathan Livingston ternyata adalah nama seorang pilot yang menginspirasi Richard Bach untuk menulis kisah “Si Camar Jonathan Livingston”
sumber: wasawa blog dan blog areeavicenna
Ini adalah sebuah fabel modern, karena berkisah mengenai kehidupan seekor burung camar bernama Jonathan Livingston yang “berbeda” dari burung camar pada umumnya.
Alkisah seekor burung camar yang bernama „Jonathan‟ hidup dalam koloni yang besar di bebatuan karang di samudra. Dalam kehidupan koloni camar terdapat suatu rutinitas yang berjalan secara terus menerus setiap hari dari pagi hingga petang. Mereka setiap hari terbang rendah mengikuti buritan kapal nelayan dan mulai berebut ikan-ikan kecil atau remah-remah roti sisa para nelayan. Begitulah rutinitas yang dilakukan oleh koloni burung camar. Dalam rutinitas itu, si Jonathan mulai berpikir adakah cara lain untuk mendapatkan makanan selain harus terbang rendah dan berebut setiap hari?. Jonathan mulai merasa jenuh dan ia mulai tidak mau ikut kawanan camar terbang rendah dan berebut makanan. Ia hanya berdiri diatas bebatuan sambil termenung.
Jonathan si burung camar tidak ingin hidupnya seperti burung camar kebanyakan yang rutinitas hidupnya hanya berkompetisi untuk mencari ikan antar sesama camar. Untuk itu Jonathan berpikir “out of the box”, menentang kodrat dan aturan yang berada dalam lingkungannya bahwa Burung Camar terbang untuk makan. Dia ingin terbang dengan cepat, sehingga tidak perlu berebut makan dengan burung camar lain. Dia ingin bisa terbang di malam hari, sehingga bisa mencari makanan selain ikan.
Namun nyatanya “ketidakwajaran” yang dilakukan Jonathan dianggap mengganggu dan merusak tata kehidupan koloni camar. Maka oleh para tetua, Jonathan dikucilkan-dibuang-dan dilarang kembali masuk dalam koloninya. Dalam pengasingan diri ini Jonathan bertemu dengan sekelompok burung camar yang satu visi dan senasib dengannya. Dalam kelompok baru ini, Jonathan belajar hal baru mengenai cara terbang dengan cepat bahkan hanya dengan membayangkan dia bisa berpindah tempat.
Perubahan kearah yang lebih baik memang susah dilakukan, banyak tantangan,banyak hujatan,makian serta rasa pesimistis bagi mereka yang iri, dan mereka yang terpaku pada sistem atau aturan yang itu-itu saja, maka dibutuhkan sikap seperti Jonathan.
Jonathan Livingston ternyata adalah nama seorang pilot yang menginspirasi Richard Bach untuk menulis kisah “Si Camar Jonathan Livingston”
sumber: wasawa blog dan blog areeavicenna